Aku Duduk di kursi dengan
Handphone di tangan....jari-jemariku sangat gesit memencet tombol demi tombol
tanpa terasa lelah…..dunia maya telah mengalahkan dunia nyata ku huuffft
>.<,,,,yach begitulah kalau sudah fesbukan lewat handphone.
Fesbuker pasti udah pada tau dengan symbol
di atas…..yach,,,setelah wall FB ku terbuka,,,dengan lincahnya jari jemari ini
mengetik nama “Wenno ” kemudian “searching” deh.
Profile
dia pun muncul. Setiap statusnya pun ku baca, dan setiap komentar dari
statusnya juga. Kadang ketawa sendiri baca hal yang lucu dari statusnya, kadang
sebel baca comment dari cewek-cewek yang berusaha gangguin dia,,sakit
ati,,mete-mete alias kesel di buatnya. Itu lah kadang gak enaknya jadi
penguntit kayak gini.
Oh
ya lupaaaaa…maaf untuk para pembaca..xixixixiii
Mungkin
rada bingung yaa,siapa sich “Wenno” ini????
Well,,let
me tell you a little bit about Wenno.. He is my friend. Namanya “Wenno” doang,
nama yang cukup simple menurut saya. Kita sudah temanan sejak kelas 1 SMP. Dia
cakeepp, pintar dan lucu. Namun, sekarang kita dipisahkan oleh jarak. Saya berada
di Padang untuk kuliah disalah satu Universitas Negeri dan Wenno di Duri-Riau.
Sejak
lulus SMP saya dan Wenno tidak pernah bertemu. Karena kita sekolah di SMA yang
berbeda. Nah, bagaimana kisahnya saya bisa bertemu kembali dengan Wenno??
Heheee…..asli seneng banget bisa ketemu sama Wenno lagii.
Nah,
dahulunya kan Facebook belum ada waktu masa-masa SMP, handphone pun belum ada
yang punya. Jadi waktu lulus SMP sama-sama lost contact deh dengan teman-teman.
Kemudian setelah 6 tahun lamanya tidak ada komunikasi dengan teman-teman SMP.
Alhamdulillah Facebook pun muncul, saya sangat berterimakasih kepada Mark
Zuckenberg (tau kan Mark Zuckenberg? Beliau lah yang membuat facebook). Berkat
beliau lah saya bisa berkomunikasi lagi dengan teman-teman SMP, khususnya
Wenno. Senang betul waktu dapat FB nya Wenno. Tanpa pertimbangan langsung saja
saya add sebagai teman. Dan Wenno pun mengconfirm nya. Rasanya seperti terbang kelangit
ke tujuh, melompat dengan Paus akrobatik waktu Wenno menerima pertemanan di
Facebook.
Itulah
awal mulanya konunikasi dengan Wenno, walaupun hanya lewat Facebook saja. Dari
Facebook juga kita saling tukar-tukaran nomor Handphone. Entah kapan waktunya
bisa bertemu kembali dengan Wenno, cerita bareng dan tertawa bareng Wenno lagi,
kangen masa-masa SMP dulu. Hanya lewat do’a kepada sang khalik lah yang bisa
dilakukan, do’a ku kalau memang aku dan Wenno ditakdirkan untuk bertemu maka
akan ada waktunya suatu saat nanti,amin.
Pada
suatu hari, Sore itu saya duduk sendiri,,duduk bersimpuh,,dengan laptop di paha.
Keyboard laptop Qu pencet dengan sangat bersemangatnya,,,kalau dalam istilah
pragmatiknya “aQ lagi kesal” karena sinyal wi-finya yang ngadat mode on…huffttt….hasrat
yang tadinya ingin download video terbaru korea musnah sudah. Suddenly, “ mau
dibantuin???” kata seseorang kepada Qu. “iya boleh” jawab Qu. Ada seorang cowok
yang mungkin dari tadi sudah memperhatikan aksi Qu itu, dan dengan kemurahan hatinya
ingin menolong. Seperti cerita-cerita yang ada di sinetron, di saat sang cewek
dalam kesusahan maka datanglah cowok cakep yang bantuin. Jujur yang Qu rasakan
saat ini seperti adegan di sinetron itu. Cowok itu cakep abiez,ini beneran..gak
bohong kok.
“udah
bisa kok wi-fi nya, aku Riki” kata sang cowok sembari mengulurkan tangannya
untuk berkenalan dengan Qu. “oh, Vio”,
Makasih ya” jawab Qu senang sambil memperkenalkan diri ku. Jadi nama cowok itu
Riki, gilaaaa dia cakep banget. Kulitnya putih, hidungnya mancung, senyumnya
manis, dan baek lagi..hmmmm pria idaman neh kayaknya. Sejenak aku pun terlena
dengan cowok yang namanya Riki ini dan melupakan Wenno untuk sesaat. Kemudian
sejenak menghayal, seandainya kejadian yang barusan aku alami bareng Wenno..hmmm
(menghela nafas panjang sambil manyuun).
“Asyik
udah bisa FB-an kembali”, seru ku. Riki pun kemudian pergi dengan terburu-buru,
seperti orang yang ketinggalan bus kota aja. “yah, dia pergi, padahal belum
sempat kenalan lebih jauh lagi, belum sempat minta nope (read: nomer hape) nya
lagi.
Waktu
Facebookan, di list chattingan ada nama Wenno ternyata, aseeeeeeeeeeeeeekk…
“Wenno”…..sapa ku dalam chattingan.
Sahut Wenno hanya “yup”. Kemudian ku lanjutkan dengan menanyakan kabarnya, dia
menjawab dengan singkat, padat dan jelas “baik”. Satu pertanyaan,dan satu
jawaban, dan dia ‘gak nanya balek. Jawaban dari Wenno selalu dingin, bukan
hanya kali ini saja, namun setiap chattingan mau pun sms-an dengan Wenno selalu
seperti itu, dingin seperti di dalam freezer. Suddenly, Wenno is offline. Dia
udah ‘gak Facebookan lagi.
Gak
kerasa udah 2 jam berlalu, mata pun mulai lelah menatap layar datar Laptop.
Disamping itu Sumatra tengah (maksudnya adalah perut) sudah mulai demo
cacing-cacingnya. Lelah dan capek, akhirnnya saya putuskan untuk pulang ke kos
saja. Besok datang lagi ke sini untuk online lagi dan berharap bertemu dengan
Riki lagi….Amiiiiiin!!
Sesampainya
di kos, saya langsung lunch, eiittzz…tapi sebelumnya lebih baik Shalat zuhur
dulu. Hmmmmmm kenyang, “paruik kanyang mato kandua” itu istilah dalam bahasa minang, maksudnya
adalah mata mengantuk habis makan. Angin sepoi-sepoi lewat dari jendela kamar,
membuat mata ini tak berdaya. Akhirnya dengan hitungan menit mata ku pun
terpejam. Namun, “hallo baby mmmmmmuuuaaacchhhh” (bunyi ringtone Hp ku)
membangunkan ku dari tidur yang baru saja ku nikmati. Ada sms masuk, dan
kagetnya ternya itu dari Wenno.
“
Vio, di Padang tinggal di mana??” Tanya Wenno
Jujur
aku heran dengan pertanyaan Wenno. Aku bingung, kok Wenno tumben-tumbennya
nanayain alamat ku yang di Padang. Pikir ku mungkin Wenno hanya basa-basi saja,
karena selama ini Wenno tidak pernah sms saya duluan. Selalu saja aku yang sms
duluan, truss sms pun dibalas dengan ketus. Herannya lagi kenapa tidak waktu
chattingan tadi dia bertanya seperti itu.
Bukannya
dendam dengan perlakuan Wenno selama ini, namun ini kejadian yang langka Wenno
yang sms duluan. Jujur aku senang banget Wenno sms aku duluan. Serasa gimana
gituuuuuu..hehe.
“Di
Parkit 2 No: 2…tumben nanya??mau ke Padang ya??” balas ku.
Balasan
dari Wenno pun datang, “gak cuma nanya aja kok”
“Tumben”
jawab ku.
Dan
tidak ada balasan dari Wenno.
Bagaikan
mimpi sms dari Wenno barusan. Aku coba untuk menyadarkan diri ku sendiri kalau
ini adalah nyata, Wenno benar-benar mengirim pesan singkat itu. (senyum-senyum
sendiri).
Keesokan
harinya di kampus, aku kaget lihat Riki duduk di depan jurusan ku. Masih ingat
kan Riki? cowok yang waktu itu nolongin mengkoneksikan jaringan wi-fi Laptop
ku. Nah sudah ingat kan??. Loh knapa dia nongkrong di depan jurusan ku ya
(pikir ku panjang). Emmmmm, jangan-jangan dia mencari ku (aku kepedean).
Kamu
yang waktu itu kan??yang meng…….(belum selesai ngomong, namun dia udah nyahut
duluan).
“oh
iya, maaf lupa siapa namanya? Tanya Riki kepada ku.
“Vio”
jawab ku.
“Oh
vio, aku Riki” balasnya.
Untuk
menghilangkan rasa penasaran ku, aku Tanya langsung ke Riki. “loh jurusan
Sastra Inggris juga ya??tapi kok kok gak pernah liat ya, dan ini untuk pertama
kalinya liat Riki di jurusan Sastra Inggris” tanya ku. (aku pikir Riki juga
jurusan Sastra Inggris, karena duduk dengan serius di depan jurusan Sastra
Inggris).
“Aku
anak teknik, jurusan teknik mesin” jawabnya.
**tu
kan, berarti benar apa kata hati ku, kalau Riki ke sini mencari ku (dengan
Pe-Denya berpikir seperti itu)**
“Trus,
what are you doing here?” Tanya ku sok-sok bule nanya pake bahasa Inggris ke
Riki.
Aku
berharap jawaban yang keluar dari mulut Riki adalah “untuk menemui Mu”, (masih
dengan Pe-De nya).
“Lagi
nungguin seseorang” jawab Riki.
Dengan
senyuman manis aku Tanya lagi, “Nungguin siapa?”.
Belum selesai ucapan ku,
tiba-tiba……….
“Alhamdulillah
ACC untuk seminar” kata seorang cewek ke Riki.
“congrat
sayang” kata Riki.
What??Riki
bilang sayang!! (aku kaget dalam hati).
Ternyata cewek itu adalah Asti, teman
satu jurusan. Kita satu angkatan namun beda kelas.
“oh, aku nungguin Asti” kata Riki
menjawab pertanyaan ku tadi.
Udah saling kenal kan? Tanya Riki.
“udah”, jawab ku.
Asti
dan Riki pun saling bertatapan, saling senyum. Hmmmmm, apes banget, pasti
mereka pacaran. Hancur hati ku…ingin ku bunuh pacar mu…semua lyric lagu patah
hati seperti play di hati ku.
“Vio,
kami pergi dulu ya” kata Riki dan Asti. “eh, iya” balas ku. Mereka berdua pun
berlalu di hadapan ku dengan motor Ninja yang dikendarai Riki.
Hmmm..sedih,,,
Tiba-tiba
handphone ku pun berdering. Ada Pesan dari Wenno ternya. Masih dengan
pertanyaan yang sama, Wenno masih menanyakan alamat ku yang di Padang namun
yang sekarang beda, dia ingin minta sekomplit mungkin di jelaskan di mana
alamat ku di Padang. Aku jadi heran, kenapa Wenno ngotot nanyain alamat aku
yang di Padang, aku jadi curiga klo Wenno ada di Padang sekarang.
“Kan
udah dikasih tau kemaren alamatnya” balasan sms ku ke Wenno.
“ke
delate kemaren” katanya.
Biasanya
aku senang dapat sms dari Wenno, namun kali ini ngeselin. Gak tau apa orang
lagi patah hati.
Lalu,
aku kirimkan lagi alamat ku ke pada Wenno, dan aku Tanya kan “Wenno sedang di
Padang ya sekarang?”. “gak, di Duri lah”, jawab Wenno….”emang buat apa sih
alamat itu” Tanya ku masih penasaran. Aku heran kenapa Wenno ngotot sekali
menanyakan alamat ku.
Seperti
yang sebelumnya, setiap kali aku menanyakan untuk apa menayakan alamat ku,
Wenno tidak membalasnya.
Cuaca
di Padang gerah banget, panas. Akhirnya ku putuskan untuk pulang saja. Karena
dosen yang kucari tidak ada, beliau tidak datang kekampus. Gak tau deh kemana
tu dosen.
Karena
gerah, aku mampir dulu di café dekat kampus untuk beli cappuccino
icecream.emmmm, yummiiiii. Frezzz banget
Sesampainya
di kos, hati ku masih juga bertanya-tanya tentang sms Wenno itu. Jujur,
perasaan ku pun semakin galau, di tambah lagi peristiwa di kampus dengan Riki
tadi. SAKIT ATI. Huuufttt >.<
Nah,
kenapa gak nanya Fuji ya. Fuji adalah teman dekat Wenno dari kecil. Fuji juga
tinggal di Padang untuk kuliah. Ide yang bagus pikir ku untuk menghilangkan
rasa penasaran ku.
“ji,
Wenno di mana sekarang?” Tanya ku.
“ya
di Duri lah” jawabnya.
Fuji
orangnya gak pernah bohong pada ku. Jadi aku percaya dengan apa yang di
katakannya. Jadi aku percaya kalau Wenno di Duri sekarang.
Malam
harinya, jiwa ini tenang setelah selesai shalat magrib J. Habis shalat baca Al-quran,
kemudian dinner. Habis dinner ada panggilan masuk ke handphone ku. Jantung ku
berdegup kencang setelah melihat panggilan masuk dari handphone ku ternyata
dari Wenno. Nervous di buatnya, karena ini perdana Wenno menelfon ku.
“hallo,
assalammu’alaikum” ucap ku.
“wa’ailaikumsalam”,
vio kami di depan vio sekarang, buruan keluar ya!!. (terputus)
What!,
aku bingung, percaya gak percaya dengan apa yang dikatakan Wenno. Lalu aku
bergegas ke ruangan depan, aku lihat dari jendela ternyata benar Wenno di luar,
dia datang dengan Fuji. Jantung ku pun semakin berdegup kencang. Apakah ini
mimpi??tanya ku dalam hati.
Wenno
kembali menghubungi ku, “buruan keluar!! Ucapnya.
“iya-iya” jawab ku senang J.
Sebelum keluar, ngaca dulu-bedakan
dulu-eiittss gak lupa pakai parfum dikit hehee….biar tampil cantik di depan
Wenno.
This
is unbelievable! Kata ku menyalami Wenno.
This
is surprise! Kata Wenno.
Pada
saat itu, ucapan Alhamdulillah tidak berhentinya dalam hati ku. Akhirnya,
setelah sekian tahun lamanya aku bertemu lagi dengan Wenno. Dan ini adalah
keinginan ku sedari dulu.
Penantian
ku yang panjang untuk moment ini ternyata membuah kan hasil yang manis. Cinta
pertama itu abadi, dan cinta pertama itu bukan halusinasi tapi haluan hati untuk
bertemu sebuah cinta.
Komentar
Posting Komentar